Rabu, 26 Juni 2019

Generasi Mujizat Masa Depan

  Oleh: Muh. Fiqriawansyah

Orang bilang kami generasi kebebasan
Pola hidup hedonisme
Warna sosial kebaratan
Budaya modern yang lupa daratan
Cuek dengan keadaan sekitar__

Kami adalah generasi pembaruan

Kami mujizat dari segala harapan
Kami lahir di era kemajuan
Teknologi mainan kami
Menutup generasi tua yang usang
Idealis dan sedikit kritis
Menuntut perubahan pikir zaman kekinian
Walau moral sedikit terkikis

Kami generasi yang hobi musik
Koneksi internet jadi magnet publik
Ego enggan dikulik
Mencari uang tak hanya lewat pabrik
Kreativitas dunia maya mendatangkan duit

Kami harus jadi generasi yang aktif
Berwawasan nasionalis
Membuat visi yang realitis
Membangun ide yang bonafit
Bebas politik praktis
Bermedia sosial yang arif
Agar jadi generasi kebanggaan Indonesia yang cerdik.__

Jakarta, 27/06/2019

Selasa, 14 Mei 2019

Pesan Mantan Ketua Umum untuk Generasi FORMASI

   Fadlin Guru Don (Mantan ketua umum Ketiga)

Formasi sejak saya keluar dari Kota Daeng pada tahun 2014 sudah bersusia 8 periode kepemimpinan. Usianya sudah cukup dewasa apalagi sampai saat ini mungkin sudah mencapai usia 13 tahun. Seharusnya dengan usia ini Formasi tidak lagi diajari untuk belajar berjalan tetapi harusnya sudah bisa menentukan arah dan masa depannya sendiri. 

Formasi dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat saat ini sudah seharusnya lebih maju dan dan berkembang. Bahkan lebih canggih dibandingkan Formasi di zaman kami dulu. Tetapi kenyataanya, Formasi semakin mundur dan bahkan namanya hampir tertelan dimakan zaman. 

Formasi berdasarkan pantauan kami masih berkutat pada soal mengaktifkan anggota padahal tugas itu adalah pekerjaan kami di zaman industri 2.0 belum masuk. Sekarang generasi kalian sudah masuk pada era milenial industri 4.0 (Four Pont Zero). Generasi dituntut untuk merubah maindset kuno ke cara berpikir yang moderen dan kontemporer. 

Menurut saya masalah kalian cukup sederhana dan amat simpel sebenarnya. Hanya pada persoalan kalian tak paham realitas atau kebutuhan anggota kalian. Cobalah sekali-kali baca kemauan mereka apa. Jika mereka sukanya main bola jangan paksakan kajian, ajaklah mereka main bola, atau ada yang suka makan-makan, tidak masalah pengurus membuat acara makan-makan bersama. Jangan anggap acara hiburan itu tidak penting karena biasanya orang berinovasi lewat hobinya. Juga bagi yang suka menulis atau suka berpuisi coba fasilitasi mereka. Hanya menjawab kebutuhan kaderlah, Formasi bisa maju. 

Zaman industri 4.0 adalah zaman yang memaksa anak bangsa untuk berpikir kreatif dan inovatif serta memiliki life skill lewat arus ilmu dan teknologi moderen. Bukan bertahan menjadi generasi otak manual dan klasik. Bila demikian maka kita akan jauh ketertinggalan dari segala macam hal. Di zaman ini orang bisa berhasil apabila ia pandai “menundukkan kehendak alam semesta”, ia mengerti kemauan serta arah perubahan zaman karena otak kita harus bisa menyaingi perkembangan teknologi.

Ditengah Industri 4.0 ini sejatinya Formasi tidak lagi bicara soal kurang partisipasi anggota tetapi saatnya kalian menunjukkan karya dihadapan dunia. Saat ini kuantitas tidak lagi penting, kerena perang kita bukan dengan senjata tetapi dengan ide dan gagasan. Berapapun kalian di Formasi tiadaklah penting, satu dua orang asal kalian berkualitas. Bangunlah wahai adek-adekku, “ayo bung rebut kembali” kesempatan emasmu. Berkaryalah tanpa harus mendapat pujian orang lain. Bagi yang selalu berkarya, ada saaatnya kalian menjadi tontonan bagi orang banyak saat kalian berada diaatas panggung great success (Keberhasilan Besar). 

Sebagai akhir dari tulisan ini saya berpesan hentikan kecemasan kalian karena sedikit anggota, 2 orang pun sah asal berkualitas. Dunia sedang menunggu coretan kalian, masyarakat dan Indonesia sedang menunggu buah pikiran kalian semua. Ayo lakukan sesuatu, jangan pikirkan berhasil atau tidak, biar Allah SWT yang akan memutuskannya. Ingat, “Kebanyakan orang gagal karena banyak alasannya dan kebanyakan orang berhasil karena banyak caranya”.

Senin, 13 Mei 2019

Catatan Hati Mantan Ketua Umum Formasi ke-Tiga

Logo Formasi dengan Makna Filosofinya

Formasi bagi sebagian orang adalah lembaga yang yang terlalu kecil untuk dibanggakan, apalagi harus diistimewakan. Perasaan ini tidak hanya dierasakan oleh orang luar bahkan mungkin dirasakan oleh orang internal Formasi sendiri, apalagi dikaitkan dengan Formasi seperti sekarang ini, maka sangat wajar bila rasa kecil hati, pesimis dan apatis muncul. Silahkan saja anda memiliki rasa dan sikap seperti itu. Tetapi, maaf saya tidak bisa dipaksakan untuk memiliki perasaan seperti yang kalian rasakan.

Cerita ataupun curahan hati saya ini sudah diduga pasti banyak yang menilai terlalu lebay atau berlebihan. Terserah kalian mau bilang apa, itu urusan kalian, tetapi semua uraian saya ini adalah semua tentang fakta dan pengalaman saya selama ada di lembaga yang saya anggap sebagai ibu kandung saya di Makassar. 

Baiklah, sebelum saya menceritrakan semuanya, ada baiknya saya memperkenalkan diri dulu agar kawan-kawan tidak bertanya-tanya. Nama saya cukup singkat dan padat yaitu “Fadlin” yang lebih dikenal Fadlin Guru Don (FGD) di media-media Sosial. Pertanyaannya, kenapa ada Guru Don? sejarahnya singkat saja, bahwa saya memiliki nama beken dan dipanggil Adon (Asli Donggo), juga kawan-kawan saya banyak yang memanggil saya dengan Guru, bahkan tidak sedikit juga yang memanggil dengan Guru Donggo. Karena dianggap terlalau banyak, oleh seorang teman saya menyingkatnya dari Guru Donggo Menjadi Guru Don, begitulah riwayatnya sehingga sekarang saya lebih populis dengan nama Fadlin Guru Don. 

Saya dilahirkan ditanah Wadukopa yang baru merdeka dari pembangunan jalan aspal dan listrik, desa bersejarah walaupun kenyataannya tiga kali harus berpindah lantaran kesusahan air minum. Namun saat ini Alhamdulillah Wadukopa sudah berkecukupan.

Di Formasi saya tidak juga terlalau lama, mulai dari tahun 2007 sampai 2014, hanya 7 tahun lamanya dengan segala macam posisi dan jabatan. Mulai dari Anggota, Sekbid, Ketua Umum, Dewan Pendamping hingga Dewan Pembina. Alhamdulillah ditahun 2008 saya terpilih menjadi Formatur terpilih lewat mandat Musyawarah Besar (MUBES) kemudian dikukuhkan menjadi Ketua Umum secara resmi pada tanggal 20 Januari 2009. Itulah sekilah biografi pribadi saya, semoga kita semua tidak saling melupakan satu sama lain. Amiin

Fadlin Guru Don (FGD) dimasa dulu saat sibuk mengurus Formasi

Baiklah sobat semua saya akan memulai kisah ini. Mudah-mudahan segala macam hal yang saya kisahkan bernilai benar dan sesuai dengan fakta walaupun kita tidak bisa menghalangi orang lain mengatakan saya dusta dan mengada-ngada, tetapi saya percaya kepada bukti dan fakta sejarah yang akan melegitimasi catatan ini. Coretan ini saya beri tema “catatan Hati mantan Ketua Umum Formasi ke-Tiga”. Karena benar saya adalah ketua Umum periode ketiga Formasi. 

Ini perlu saya sampaikan agar menjadi inspirasi bagi adek-adek di Formasi saat ini maupun generasi yang akan datang. Saya ingin menceritakan dari awal hingga akhir. Formasi memang bukanlah lembaga pengkaderan yang segala dialek intelektual ada didalamnya, justru kita harus datang menyumbang bukan menerima pemberian Formasi. Tetapi bagi saya Formasi adalah guru pertama saya yang seolah-olah mengajak saya belajar berdiri disaat saya masih merangkak, yang ikhlas melatih saya berjalan disaat saya baru bisa berdiri, dan seterusnya. 

Saya harus akui bahwa Formasi adalah panggung pertama bahkan diwadah ini saya mulai dilatih untuk berani berbicara didepan umum. Sekiranya materi-materi dasar kajian tidak diawali oleh Formasi maka sudah bisa dipastiakan saya akan membisu di forum-forum pengkaderan semacam di HmI dan lembaga intra kampus lainnya. Tidak hanya itu kami diajarkan untuk menghargai yang tua dan menghormati yang muda. Ada semacam tradisi bahwa senior adalah “nabi” dalam tanda kutip, mereka adalah segalanya yang menjadi pengganti orang tua kami selama di Makassar. Kekurangan dan kelebihan kami adalah semua tanggung jawab mereka. 

Sebagai bukti empiris ketaatan itu saya aplikasikan khusus diinternal mahasiswa Wadukopa, bahwa semua junior atau yang usianya lebih muda wajib hukumnya memanggil kakak untuk yang lebih tua, bahkan yang perempuan sekalipun seleting atau umurnya sama wajib panggil kaka kepdada teman laki-lakinya (Bima; Amania). Pikiran saya ini sederhana karena dengan cara ini satu-satunya jalan agar sopan santun sesuai kultur ke-Donggoaan bisa terwujud, begitu juga dengan yang perempuan bisa mendengar nasihat dan saran dari teman laki-lakinya (amanianya). Biasanya perempuan kalau dinasehat sesama sejawat biasanya suka membantah, maka dengan menghargai tadi bisa merubah sikap bantah dan bandel adek-adek perempuan ini menjadi jinak”. 

Tantangan Selama Memimpin 

Selama memimpin Formasi, segala suka-duka, susah-senang sudah menjadi hari-hari yang harus dijalani. Semua masalah dan solusinya hampir suka atau tidak Ketua Umum harus siap pasang badan. Baik materi, tenaga dan pikiran adalah sesuatu yang lumrah yang wajib dikorbnakan. Sobat, itu biasa saja bahkan saya harus menerima tamparan dan “ditelanjangi” dimuka umum oleh senior. Kalian sekarang mungkin tidak adalagi senior yang super ganas. 

Awal-awal saya menerima mandat Ketua Umum saya harus mendapat masalah yang cukup besar, yang saat itu saya masih dibilang labil, ya baru dilatihlah kira-kira begitu. Kejadianya pada saat kami membuat spanduk Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) untuk melakukan pengkaderan anggota baru. Pembuatan spanduk pada zaman kami yaitu masih sifatnya manual, jadi harus dibuat dan di tempel sendiri huruf demi huruf. Tetapi hikmahnya sangat besar, disitu kami bisa bekerja sama, susah dan senang cecara bersama, sekaligus disitu kami bisa curhat apa aja, kebetulan ditengah kami ada guru spesial curhat, beliau adalah seorang sastrawan yang saat inipun telah berhasil mendedikasikan karyanya lewat buku “Tuhan Telah Terpenjara”. 

Beliau adalah kanda Baharudin yang populer dengan nama “La Ndolo Conary”. Tidak hanya namanya Ndolo (Liar) memang keseharianya di Bima benar-benar “liar”. Liar menyebarkan firus dan energi positif untuk para generasi. Namanya tidak usah ditanya lagi, beliau sudah sangat populis dimana-mana, ditengah mahasiswa dan pemuda hingga kepelosok-pelosok desa. Jika ingin belajar sastara dan puisi, sara saya disanalah tempatnya. 

Lanjut cerita, disaat asyik menempel spanduk tiba-tiba datang seorang senior yang saya tidak perlu sebut namanya, beliau sudah menjadi sepuh bahkan masih ada di Makassar saat ini. Ia datang dengan rasa marah dan mengamuk mengobrak-abrik kami di sekret Formasi bahkan sampai memukul salah satu senior yang bagi kami beliau adalah guru yang kami hormati. Sebagai junior saya tidak bisa berbuat apa-apa sekalipun saat itu saya berkapasitas sebagai Ketua Umum. Itu masalah mereka sesama senior, jadi kami hanya melerai semampunya saja. 

Persoalannya yang menurut saya karena salah pengertian. Ada lembaga kajian yang dibangun oleh 5 orang senior yang namanya Kangker Intelektual (KOKAIN). Oleh senior yang mengamuk tadi menganggap KOKAIN sebagai lembaga tandingan Formasi dan FKKMDB (Forum Kerukunan Keluarga Donggo Bima), padahal Lembaga ini murni lembaga kajian untuk membangun khasanah keilmuan, termasuk siapapun bisa ikut serta didalamnya. Kalaupun dianggap penghinat buktinya senior-senior KOKAIN masih pro-aktif disetiap kegiatan Formasi muapun FKKMDB. 

Tibalah Waktunya LDK dilaksanakan, masalah itu terus bergulir hingga terjadi pemukulan anggota Kokain yang lain oleh orang yang sama. Konflik itu sempat menggangu konsetrasi jalannya kegiatan. Kejadian itu persis terjadi pada saat kami mengadakan briefing dengan beberapa senior, steering committee, dan panitia pelaksana untuk merumuskan agenda pengkaderan selanjutnya, kaitan dengan teknik evaluasi lapangan. Karena evaluasi lapangan adalah merupakan rangkaian wajib dalam pengkaderan Formasi. 

Oleh karena kondisi saat itu cukup tegang dan caos saya mencoba mendesak evaluasi lapangan untuk dibatalkan walaupun pada saat itu saya sangat paham semangat dan rasa antusias anggota yang ingin “balas dendam” untuk memplonco adik-adik barunya. Didalam Rapat itu terjadi silang pendapat dan dialektika yang dinamis, ada yang menginginkan evaluasi lapangan tetap dilaksanakan dan ada juga yang ingin meniadakannya demi menjaga keamanan anggota baru. 

Ditengah pertengkaran argumen itu saya sebagai pemimpin tentu merasa lebih bertangggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi, maka pada saat itu atas nama Ketua Umum saya bersikeras untuk membatalkan evaluasi lapangan demi keselamatan anggota. Akhirnya diputuskanlah tidak ada plonco dan evaluasi diatas ruangan saja. 

Walaupun harus berbeda dengan senior-senior dan panitia, rasanya saya baru pertama kali merasakan sebagai seorang pemimpin yang sebenarnya, telah berhasil mengambil kebijakan ditengah kontroversi yang ada. Sejatinya pemimpin harus menentukan kebijakan yang lebih besar manfaatnya daripada mudharatnya.

Style kami dimasa dulu (Kaces, FGD, Kinton, Arul)

Akibat dari kebijakan itu, saya harus mendapat reaksi kecewa dari anggota, bahkan ada juga yang mendeklarasikan diri untuk meninggalkan dan tak ingin lagi bergabung di Formasi. Pekerjaan besar harus saya tempuh untuk terus membangun komunikasi dan rekonsiliasi untuk mengembalikan teman-teman kedalam Formasi. Ingin rasanya mengeluh tapi apa boleh buat mandat ini sudah terlanjut diemban. Akhirnya setelah usaha dan kerja keras Formasi kembali hidup seperti sedia kala. 

Belum lagi soal keluarnya satu desa dari Formasi pada saat kepemimpinan Yusmanto (Sampungu) setelah periode saya. Kami harus mengemis-ngemis puluhan kali kepada senior-seniornya untuk kembali ke Formasi. Masih ingat jelas jawaban senior pada saat itu “Formasi urus dapur sendiri dan kami juga urus dapur kami sendiri”. Rasanya amat berat kami menerimanya karena kami tidak rela desa itu anak kandung Formasi yang harus berdurhaka kepada ibu kandungnya sendiri. Bahkan tidak hanya itu kamipun mencanakan agenda khusus lewat temu alumni di kampung untuk membahas khusus persoalan ini. Hasilnya pun nihil. 

Itu masa lalu, lupakanlah semuanya, anggap saja itu warna-warni hidup. Saya pun tak tertarik lagi untuk membahas ini karena saya sudah tak ingin lagi membuka lembaran lama yang kemudian kembali merusak keharmonisan saya dengan teman-teman, senior-senior dan adek-adek saya saat ini yang sudah sangat baik. Percayalah bahwa semuanya sudah usai. Alhamdulillah kita semua harmonis tanpa secuilpun masalah. 

Apa maksud saya menceritakan ini semua walaupun tidak positif bagi kalian generasi? Agar siapapun kalian yang memegang kendali Formasi dapat menjadikan ini pelajaran yang berharga. Bahwa konflik atau masalah apapun yang terjadi didalam lembaga bukanlah alasan bagi kalian untuk mengeluh, itu semua adalah pelangi dan wajib ada didalam lembaga manapun. Apalagi masalah yang dihadapi kalian saat ini hanyalah masalah anggota yang apatis atau cuek terhadap Formasi. Itu masalah yang sangat kecil yang selalu ada didalam lembaga manapun. 

Mengurus lembaga daerah semacam Formasi modalnya hanya satu yaitu ke-IKHLASAN. Hanya orang ikhlaslah yang mampu bertahan untuk mengurus lembaga yang tidak memiliki gaji bulanan seperti lembaga pemerintah lainnya. Tetapi percayalah bahwa keikhlasan kalian saat ini akan terbalas dimasa yang akan datang. Karena Allah SWT telah berjanji “barang siapa yang bersungguh-sungguh dialah yang dapat” atau seperti kata sebuah falsafah “siapa yang tanam dialah yang akan memetik hasilnya”. Maka “berbuatlah tanpa pamrih dan jangan mengeluh karena mengeluh dapat mengecilkan jiwa kalian”. Insya Allah keberhasilan akan menanti kalian semua. Amiin.

Terobosan menuju Formasi baru

Usai sudah semua tantangan, tibalah saatnya memikirkan Program Kerja hasil keputusan Musyawarah Kerja (MUSKER). Dari hasil keputusan itu ada sederetan program kerja baru yang bila dipikirkan sangat sulit dituntaskan, diantaranya: Kajian Rutin dan kajian Muslimah (langganan tahunan), pembinaan bakat dan minat (Pelatihan Pemateri dan Lomba Catur, Pembuatan Buletin; semuanya ini adalah program baru), lalu program besar seperti Bedah Buku, dan bebrapa kali Diskusi panel. Disamping itu kami mengadakan Diskusi Publik dikantor Kecamatan Soromandi dengan tema khusus “meretas problema sosial yang ada di Soromandi” dan LDK di beberapa Desa hingga ke Sampungu ujung Soromandi. Bahkan masih banyak kegiatan-kegiatan lain diluar program amanat Musker yang juga kami lakukan.

Foto Kebersamaan pengurus Formasi 
dan Ketua Umum FKMDT Muh. Syahrul (Paling Kanan)

Alhamdulillah berkat kebersamaan dan persatuan kami bisa tuntasakan satu persatu. Itulah semua karya yang kami lakukan dulu. Mohon maaf saya harus saya sampaikan, bahwa program-program yang ditawarkan Formasi Hari ini jauh minimalis dibandingkan program-program disaat kami belum mengenal teknologi seperti gadget dan media sosial seperti saat ini. 

Dulu kami harus rela berkeliling Kota Makassar untuk mengatar satu persatu undangan keseluruh senior dan anggota. Bahkan tidak jarang kami harus tidur ditempat tujuan bila terlalu malam untuk kembali kekontrakan sendiri. Bisa dibayangkan bagaiman beratnya kami jika dilihat besarnya medan Makassar mulai dari Alauddin-Manuruki (UIN-UNISMUH), Sukamaju-Pampang (45-UMI), Perintis Kemerdekaan (UNHAS) kemudian tembus ke Antang (UVRI). Rotasi ini ditempuh hampir 2 kali sebulan.

Kami tidak sedikitpun mengeluh karena kami sadar bahwa setiap zaman memiliki generasi dan setiap generasi memiliki sejarah.

Kelemahan serta Critical Point 

Formasi sejak saya keluar dari Kota Daeng pada tahun 2014 sudah bersusia 8 periode kepemimpinan. Usianya sudah cukup dewasa apalagi sampai saat ini mungkin sudah mencapai usia 13 tahun. Seharusnya dengan usia ini Formasi tidak lagi diajari untuk belajar berjalan tetapi harusnya sudah bisa menentukan arah dan masa depannya sendiri. 

Formasi dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat saat ini sudah seharusnya lebih maju dan dan berkembang. Bahkan lebih canggih dibandingkan Formasi di zaman kami dulu. Tetapi kenyataanya, Formasi semakin mundur dan bahkan namanya hampir tertelan dimakan zaman. 

Formasi berdasarkan pantauan kami masih berkutat pada soal mengaktifkan anggota padahal tugas itu adalah pekerjaan kami di zaman industri 2.0 belum masuk. Sekarang generasi kalian sudah masuk pada era milenial industri 4.0 (Four Pont Zero). Generasi dituntut untuk merubah maindset kuno ke cara berpikir yang moderen dan kontemporer. 

Menurut saya masalah kalian cukup sederhana dan amat simpel sebenarnya. Hanya pada persoalan kalian tak paham realitas atau kebutuhan anggota kalian. Cobalah sekali-kali baca kemauan mereka apa. Jika mereka sukanya main bola jangan paksakan kajian, ajaklah mereka main bola, atau ada yang suka makan-makan, tidak masalah pengurus membuat acara makan-makan bersama. Jangan anggap acara hiburan itu tidak penting karena biasanya orang berinovasi lewat hobinya. Juga bagi yang suka menulis atau suka berpuisi coba fasilitasi mereka. Hanya menjawab kebutuhan kaderlah, Formasi bisa maju. 

Zaman industri 4.0 adalah zaman yang memaksa anak bangsa untuk berpikir kreatif dan inovatif serta memiliki life skill lewat arus ilmu dan teknologi moderen. Bukan bertahan menjadi generasi otak manual dan klasik. Bila demikian maka kita akan jauh ketertinggalan dari segala macam hal. Di zaman ini orang bisa berhasil apabila ia pandai “menundukkan kehendak alam semesta”, ia mengerti kemauan serta arah perubahan zaman karena otak kita harus bisa menyaingi perkembangan teknologi.

Foto FGD bersama kawan-kawan saat Wisuda S2 UNM
Momen terakhir di kota Daeng 2014

Ditengah Industri 4.0 ini sejatinya Formasi tidak lagi bicara soal kurang partisipasi anggota tetapi saatnya kalian menunjukkan karya dihadapan dunia. Saat ini kuantitas tidak lagi penting, kerena perang kita bukan dengan senjata tetapi dengan ide dan gagasan. Berapapun kalian di Formasi tiadaklah penting, satu dua orang asal kalian berkualitas. Bangunlah wahai adek-adekku, “ayo bung rebut kembali” kesempatan emasmu. Berkaryalah tanpa harus mendapat pujian orang lain. Bagi yang selalu berkarya, ada saaatnya kalian menjadi tontonan bagi orang banyak saat kalian berada diaatas panggung great success (Keberhasilan Besar). 

Sebagai akhir dari tulisan ini saya berpesan hentikan kecemasan kalian karena sedikit anggota, 2 orang pun sah asal berkualitas. Dunia sedang menunggu coretan kalian, masyarakat dan Indonesia sedang menunggu buah pikiran kalian semua. Ayo lakukan sesuatu, jangan pikirkan berhasil atau tidak, biar Allah SWT yang akan memutuskannya. Ingat, “Kebanyakan orang gagal karena banyak alasannya dan kebanyakan orang berhasil karena banyak caranya”. Masih banyak sebenarnya tetapi cukup sampai disini dulu. Bersambung... 

Jayalah Formasi, Jayalah adek-adekku. Saya OKE, kalian OKE, mari kita sama-sama OKE. Terima Kasih.       

Kamis, 25 April 2019

SEJARAH LENGKAP PERKEMBANGAN ILMU FISIKA

Fadlin Guru Don (Dosen Fisika Universitas Mercu Buana)

Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Fisikawan mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling mendasar", karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum, termodinamika, dan elektromagnetika.
Nah para sahabat fisika ingin tahu bagaimana sejarah perkembangan ilmu fisika itu? Kalau dicari asal-usulnya ternyata menarik juga lho. Bahkan sistem kalender sampai mesin mobil yang kawan-kawan sering temui dalam kehidupan sehari-hari ternyata para ilmuwan fisika yang menemukannya.

Menurut Richtmeyer, sejarah perkembangan ilmu fisika dibagi dalam empat periode yaitu:
  • Periode Pertama,
Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550 an. Pada periode pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat perumusan empirik. Dalam periode pertama ini belum ada penelitian yang sistematis. Beberapa penemuan pada periode ini diantaranya :

2400000 SM - 599 SM: Di bidang astronomi sudah dihasilkan Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365 hari, prediksi gerhana, jam matahari, dan katalog bintang. Dalam Teknologi sudah ada peleburan berbagai logam, pembuatan roda, teknologi bangunan (piramid), standar berat, pengukuran, koin (mata uang).

600 SM – 530 M: Perkembangan ilmu dan teknologi sangat terkait dengan perkembangan matematika. Dalam bidang Astronomi sudah ada pengamatan tentang gerak benda langit (termasuk bumi), jarak dan ukuran benda langit. Dalam bidang sain fisik Physical Science, sudah ada Hipotesis Democritus bahwa materi terdiri dari atom-atom. Archimedes memulai tradisi “Fisika Matematika” untuk menjelaskan tentang katrol, hukum-hukum hidrostatika dan lain-lain. Tradisi Fisika Matematika berlanjut sampai sekarang.

530 M – 1450 M: Mundurnya tradisi sains di Eropa dan pesatnya perkembangan sains di Timur Tengah. Dalam kurun waktu ini terjadi Perkembangan Kalkulus. Dalam bidang Astronomi ada “Almagest” karya Ptolomeous yang menjadi teks standar untuk astronomi, teknik observasi berkembang, trigonometri sebagai bagian dari kerja astronomi berkembang. Dalam Sain Fisik, Aristoteles berpendapat bahwa gerak bisa terjadi jika ada yang nendorong secara terus menerus; kemagnetan berkembang ; Eksperimen optika berkembang, ilmu Kimia berkembang (Alchemy).

1450 M- 1550: Ada publikasi teori heliosentris dari Copernicus yang menjadi titik penting dalam revolusi saintifik. Sudah ada arah penelitian yang sistematis

  • Periode Kedua
Dimulai dari tahun 1550an sampai tahun 1800an. Pada periode kedua ini mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis dengan Galileo dikenal sebagai pencetus metoda saintifik dalam penelitian. Hasil-hasil yang didapatkan antara lain:

Kerja sama antara eksperimentalis dan teoris menghasilkan teori baru pada gerak planet.
Newton: meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang mekanika menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang masih dipakai.
Dalam Mekanika selain Hukum-hukum Newton dihasilkan pula Persamaan Bernoulli, Teori Kinetik Gas, Vibrasi Transversal dari Batang, Kekekalan Momentum Sudut, Persamaan Lagrange.
Dalam Fisika Panas ada penemuan termometer, azas Black, dan Kalorimeter.
Dalam Gelombang Cahaya ada penemuan aberasi dan pengukuran kelajuan cahaya.
Dalam Kelistrikan ada klasifikasi konduktor dan nonkonduktor, penemuan elektroskop, pengembangan teori arus listrik yang serupa dengan teori penjalaran panas dan Hukum Coulomb.

  • Periode Ketiga
Dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik. Dalam periode ini Fisika berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan formulasi-formulasi umum dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-Magnet dan Gelombang, yang masih terpakai sampai saat ini.

Dalam Mekanika diformulasikan Persamaan Hamiltonian (yang kemudian dipakai dalam Fisika Kuantum), Persamaan gerak benda tegar, teori elastisitas, hidrodinamika.
Dalam Fisika Panas diformulasikan Hukum-hukum termodinamika, teori kinetik gas, penjalaran panas dan lain-lain.
Dalam Listrik-Magnet diformulasikan Hukum Ohm, Hukum Faraday, Teori Maxwell dan lain-lain.
Dalam Gelombang diformulasikan teori gelombang cahaya, prinsip interferensi, difraksi dan lain-lain.

Periode Keempat

Dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Dalam periode ini dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi (relativitas) atau/dan yang berkaitan dengan partikel yang sangat kecil (teori kuantum).

Teori Relativitas yang dipelopori oleh Einstein menghasilkan beberapa hal diantaranya adalah kesetaraan massa dan energi E=mc2 yang dipakai sebagai salah satu prinsip dasar dalam transformasi partikel.
Teori Kuantum, yang diawali oleh karya Planck dan Bohr dan kemudian dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli , Heisenberg dan lain-lain, melahirkan teori-teori tentang atom, inti, partikel sub atomik, molekul, zat padat yang sangat besar perannya dalam pengembangan ilmu dan teknologi.

I.          FISIKA ZAMAN PURBAKALA

Sejak zaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda: mengapa objek yang tidak ditopang jatuh ke tanah, mengapa material yang berbeda memiliki properti yang berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah sifat dari jagad raya, seperti bentuk Bumi dan sifat dari objek celestial seperti Matahari dan Bulan. Sejarah fisika dimulai pada tahun sekitar 2400 SM, ketika kebudayaan Harappan menggunakan suatu benda untuk memperkirakan dan menghitung sudut bintang di angkasa. Sejak saat itu fisika terus berkembang sampai ke level sekarang. Perkembangan ini tidak hanya membawa perubahan di dalam bidang dunia benda, matematika dan filosofi namun juga, melalui teknologi, membawa perubahan ke dunia sosial masyarakat. Revolusi ilmu yang berlangsung terjadi pada sekitar tahun 1600 dapat dikatakan menjadi batas antara pemikiran purba dan lahirnya fisika klasik. Dan akhirnya berlanjut ke tahun 1900 yang menandakan mulai berlangsungnya era baru yaitu era fisika modern.

Tokoh-tokoh fisika di zaman ini diantaranya :
A.       THALES (620-547 SM)
v  Saintis pertama. Sudah memahami pentingnya prinsip-prinsip umum ketimbang kejadian-kejadian khusus/individual.
v  Orang pertama yang mengajarkan strukur mikroskopik materi.
v  Air adalah elemen dasar alam. Segenap isi alam semesta ini terbuat dari air.
v  Gerakan larinya air merupakan alasan dasar untuk seluruh gerakan.
v  Menganggap materi dan gaya sebagai satu kesatuan.
B.       ANAKSIMANDROSS (609-546 SM)
v  Muridnya Thales
v  Percaya bahwa alam diatur oleh suatu hukum. Lebih percaya pada kekuatan fisis ketimbang kekuatan supernatural yang bikin keteraturan di alam.
v  Entitas wujud alam semesta adalan apeiron.
v  Apeiron ini mirip dengan konsep “kehampaan/vacuum”, sesutau yang tak jelas/tak tentu dalam ruang dan waktu.
v  Sudah punya gagasan evousi binatang melalui mutasi, dan bukan melalui seleksi alam.
v  Hasil belajar dari Mesir, jam berdasarkan bayangan sinar matahari dari suatu tongkat.
C.       ANAKSIMENES (585-525 bc)
v  Murid Anaksimandros
v  Udara/angin merupakan entitas wujud alam semesta, ia yang mendasari segalanya.
v  Panas dan dingin menyebabkan udara menciptakan suatu bentuk.
v  Bumi, matahari dan bintang adalah cakram/piringan di atas udara.
D.       EMPEDOCLES (490-430 bc)
v  Entitas wujud di alam semesta terdiri atas 4 unsur: api, angin, air, tanah
v  Unsur-unsur 4 tersebut tidak bisa saling tukar menukar satu sama lain.
v  Ada 2 kekuatan/gaya: centripetal force of love dan centrifugal force of strife. Ini yang bertanggung jawab dalam interaksi unsur-usur tersebut.
v  Teori 4 unsur ini di adopsi Aristoteles dan diyakini hingga abad renaisans.
v  Untuk membuktikan bahwa dia bisa abadi, dia melompat ke kawah gunung api Etna.

E.        LEUCIPPOS (5th century bc)
v  Tak ada yang terjadi secara kebetulan tanpa alasan, segalanya pasti punya tujuan.
v  Bapak Atomisme : entitas wujud adalah atom
v  Ada 2 entitas ang invariant (bhs Indonesia: karar): atom dan kehampaan.
v  Segala sesuatu juga memiliki sifat mendasar: perubahan dan gerak.
v  Biasanya disebut bersamaan dengan muridnya, Democritus

II.          FISIKA KLASIK

Pada zaman ini pemahaman dibidang kefisikaan masih sempit dan perkembangannya tidak seluas pada perkembangan konsep-konsep fisika modern. Contoh-contoh pemikiran pada zaman ini adalah :
A.    MEKANIKA KLASIK (MEKANIKA NEWTONIAN)
Mekanika klasik menggambarkan dinamika partikel atau sistem partikel. Dinamika partikel demikian, ditunjukkan oleh hukum-hukum Newton tentang gerak, terutama oleh hukum kedua Newton. Hukum ini menyatakan, "Sebuah benda yang memperoleh pengaruh gaya atau interaksi akan bergerak sedemikian rupa sehingga laju perubahan waktu dari momentum sama dengan gaya tersebut".
Hukum-hukum gerak Newton baru memiliki arti fisis, jika hukum-hukum tersebut diacukan terhadap suatu kerangka acuan tertentu, yakni kerangka acuan inersia (suatu kerangka acuan yang bergerak serba sama - tak mengalami percepatan). Prinsip Relativitas Newtonian menyatakan, "Jika hukum-hukum Newton berlaku dalam suatu kerangka acuan maka hukum-hukum tersebut juga berlaku dalam kerangka acuan lain yang bergerak serba sama relatif terhadap kerangka acuan pertama".
Konsep partikel bebas diperkenalkan ketika suatu partikel bebas dari pengaruh gaya atau interaksi dari luar sistem fisis yang ditinjau (idealisasi fakta fisis yang sebenarnya). Gerak partikel terhadap suatu kerangka acuan inersia tak gayut (independen) posisi titik asal sistem koordinat dan tak gayut arah gerak sistem koordinat tersebut dalam ruang. Dikatakan, dalam kerangka acuan inersia, ruang bersifat homogen dan isotropik. Jika partikel bebas bergerak dengan kecepatan konstan dalam suatu sistem koordinat selama interval waktu tertentu tidak mengalami perubahan kecepatan, konsekuensinya adalah waktu bersifat homogen.

B.       ELEKTRODINAMIKA KLASIK
Elekrodinamika, sesuai dengan namanya adalah kajian yang menganalisis fenomena akibat gerak elektron. Fenomena ini berkaitan dengan kelistrikan dan kemagnetan. Kendati elektrodinamika merupakan bagian dari fisika klasik, hukum-hukum elektrodinamika yang dikompilasi oleh Maxwell ternyata sesuai dengan teori Relativitas, salah satu pilar dari fisika modern. Teori elektromagnet membahas medan elektromagnet, yaitu medan listrik dan medan magnet . Kedua besaran ini berhubungan dengan rapat muatan dan rapat arus. Bagian ini tidak akan mengulas secara rinci teori medan elektromagnet sebab dapat diperoleh dalam kuliah khusus tentang elektrodinamika. Hal yang perlu dikemukakan di sini adalah bahwa menurut Maxwell, medan listrik dan magnet memenuhi persamaan



(
Persamaan ini mengungkapkan bahwa medan elektromagnet merambat dalam ruang dalam bentuk gelombang dengan kecepatan tetap v. Maxwell adalah orang pertama yang mengungkapkan bahwa gelombang EM pada jangkauan frekuensi tertentu adalah gelombang cahaya. Sejak itu orang kemudian memahami bahwa gelombang EM meliputi frekuensi sangat rendah seperti sinar tampak (frekuensi berkisar 4000 A - 7000A), hingga radiasi frekuensi tinggi seperti Sinar-X.
Dalam kajian optika dipahami bahwa cahaya memiliki berbagai sifat yang menunjukkan bahwa konsep cahaya sebagai gelombang tidak esensial. Akan tetapi guna menjelaskan secara lebih tepat mengenai gejala interferensi, khususnya difraksi, konsep cahaya sebagai gelombang adalah mutlak.



Pada prinsipnya fisika klasik berpandangan bahwa materi terdiri atas partikel dan radiasi terdiri atas gelombang. Pandangan ini menjadi acuan dalam menjelaskan gejala alam. Contohnya, gaya yang dialami oleh partikel bermuatan seperti, elektron dan proton, dengan massa masing-masing 
muatan listrik satu satuan, berinteraksi melalui interaksi gravitasi (massa) dan elektromagnetik. Geraknya dapat dijelaskan melalui Hukum Lorentz. Akan tetapi, teori klasik tidak mampu menjelaskan bagaiman interaksi partikel ini dengan cahaya (radiasi).
C.       TERMODINAMIKA KLASIK
Thermodinamika adalah cabang ilmu pengetahuan yang membahas antara panas dan bentuk – bentuk energi lainnya. Michael A Saad dalam bukunya menerangkan Thermodimika merupakan sains aksiomatik yang berkenaan dengan transformasi energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya . energi dan materi sangat berkaitan erat, sedemikian eratnya sehingga perpindahan energi akan menyebabkan perubahan tingak keadaan materi tersebut.
Hukum pertama dari termodinamika menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dihilangkan namun berubah dari satu bentuk menjadi bentuk yang lainnya. Hukum ini mengatur semua perubahan bentuk energi secara kuantitatif dan tidak membatasi arah perubahan bentuk itu. Pada kenyataannya tidak ada kemungkinan terjadinya proses dimana proses tersebut satu – satunya hasil dari perpindahan bersih panas dari suatu tempat yang suhunya lebih rendah ke suatu tempat yang suhunya lebih tinggi. Pernyataan yang mengandung kebenaran eksperimental ini di kenal dengan hukum kedua termodinamika.
Keterbatasan termodimika klasik. Termodinamika klasik menggarap keadaan sistem dari sudut pandang makroskopik dan tidak membuat hipotesa mengenai struktur zat. Untuk membuat analisa termodinamika klasik kita perlu menguraikan keadaan suatu sistem dengan perincian mengenai karakteristik – karakteristik keseluruhannya seperti tekanan , volume dan temperature yang dapat diukur secara lansung dan tidak menyangkut asumsi – asumsi mengenai struktur zat.
Termodinamika klasik tidak memperhatikan perincian, perincian suatu proses tetapi membahas keadaan – keadaan kesetimbangan. Dari sudut pandang termodinamika jumlah panas yang dipindahkan selama suatu proses hanyalah sama dengan beda antara perubahan energi sistem dan kerja yang dilaksanakan., jelaslah bahwa analisa ini tidak memperhatikan mekanisme aliran panas maupun waktu yang diperlukan untuk memindahkan panas tersebut.
 Termodinamika klasik mampu menerangkan mengapa perpindahan panas dapat terjadi, namun termodinamika klasik tidak menjelaskan bagaimana cara panas dapat berpindah. Kita mengenal bahwa panas dapat berpindah dengan tiga cara yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
D.    TEORI RELATIVITAS UMUM
Einstein menyelesaikan teori relativitas umum pada 1915. Teori relativitas umum menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetik tidak sesuai dengan teori gerakan Newton. Menurut Newton, gravitasi dianggap sebagai kekuatan penarik... Planet-planet bergerak mengelilingi matahari dalam bentuk lingkaran elips karena matahari memiliki kekuatan gravitasi yang amat besar. Tapi menurut Einstein, gravitasi tidak dianggap sebagai kekuatan penarik, tapi lebih sebagai kekuatan eksterior yang merupakan konsekwensi dari ruang dan waktu atau ruang-waktu. Rangkaian ruang-waktu empat-dimensi yang melengkung seringkali dilukiskan seperti sebuah karet yang dimelarkan oleh benda bermasa—bintang, galaksi, dll. Benda bermassa seperti matahari melengkungkan ruang-waktu di sekelilingnya dan planet-planet bergerak di sepanjang jalur melengkungnya ruang-waktu. Einstein berkata: “materi memberitahu ruang bagaimana cara melengkungkan/memelarkan dirinya; ruang memberitahu materi cara bergerak”. Teori relativitas umum memprediksi dengan tepat sampai pada tingkatan apakah sebuah sinar cahaya akan terbentang saat ia lewat di dekat matahari. Kalau dipaksa menyimpulkan teori relativitas umum dalam satu kalimat: Keberadaan ruang, waktu, dan gravitasi tidak terpisahkan dari benda.

III.            FISIKA MODERN

Fisika modern ini ditandai dengan pemikiran-pemikiran baru oleh para ilmuwan fisika, dimana pemikiran baru ini lebih luas dari pemikiran di zaman fisika klasik. Dengan kelamahan-kelemahan fisika klasik, fisika modern mampu mengembangkan dan menjawab berbagai permasalahan yang tidak terjawab oleh pemikiran fisika klasik. Beberapa penemuan penting dalam zaman ini diantaranya :
A.       RELATIVITAS KHUSUS
Hasil percobaan Michelson Morley tidak dapat dijelaskan melalui Fisika Klasik. Maka Einstein mengemukakan dua postulat relativitas khusus:  
v hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk sama dalam semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap satu terhadap
lainnya.
v kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak bergantung dari keadaan gerak pengamat itu.
B.       EFEK COMPTON
Pada efek fotolistrik, cahaya dapat dipandang sebagai kuantum energi dengan energi yang diskrit. Kuantum energi tidak dapat digambarkan sebagai gelombang tetapi lebih mendekati bentuk partikel. Partikel cahaya dalam bentuk kuantum dikenal dengan sebutan foton. Pandangan cahaya sebagai foton diperkuat lagi melalui gejala yang dikenal sebagai efek Compton.
Jika seberkas sinar-X ditembakkan ke sebuah elektron bebas yang diam, sinar-X akan mengalami perubahan panjang gelombang dimana panjang gelombang sinar-X menjadi lebih besar. Gejala ini dikenal sebagai efek Compton, sesuai dengan nama penemunya, yaitu Arthur Holly Compton.Sinar-X digambarkan sebagai foton yang bertumbukan dengan elektron (seperti halnya dua bola bilyar yang bertumbukan). Elektron bebas yang diam menyerap sebagian energi foton sehingga bergerak ke arah membentuk sudut terhadap arah foton mula-mula. Foton yang menumbuk elektron pun terhambur dengan sudut θ terhadap arah semula dan panjang gelombangnya menjadi lebih besar. Perubahan panjang gelombang foton setelah terhambur. Dimana m adalah massa diam elektron, c adalah kecepatan cahaya, dan h adalah konstanta Planck.
      IV.            PENEMUAN BARU DI BIDANG SAINS

Belum lama berselang, tepatnya tanggal 5 Juni yang lalu, suatu berita
besar iptek muncul dari sebuah konperensi fisika “Neutrino 98″ yang
berlangsung di Jepang. Neutrino, salah satu partikel dasar yang jauh lebih
kecil daripada elektron, ternyata memiliki massa, demikian laporan dari
suatu tim internasional yang tergabung dalam eksperimen
Super-Kamiokande. Tim ahli-ahli fisika yang terdiri dari kurang lebih 120 orang dari
berbagai negara termasuk AS, Jepang, Jerman, dan Polandia tersebut
melakukan penelitian terhadap data-data yang dikumpulkan selama setahun oleh
sebuah laboratorium penelitian neutrino bawah tanah di Jepang.
Jika laporan ini terbukti benar dan dapat dikonfirmasi kembali oleh tim
lainnya maka akan membawa dampak yang sangat luas terhadap beberapa
teori fisika, terutama pembahasan mengenai interaksi partikel dasar, teori
asal mula daripada alam semesta ini serta problema kehilangan massa
(missing mass problem) maupun teori neutrino matahari.
Neutrino, atau neutron kecil, adalah suatu nama yang diberikan oleh
fisikawan dan pemenang hadiah Nobel terkenal dari Jerman: Wolfgang Pauli.
Neutrino adalah partikel yang sangat menarik perhatian para fisikawan
karena kemisteriusannya. Neutrino juga merupakan salah satu bangunan
dasar daripada alam semesta yang bersama-sama dengan elektron, muon, dan
tau, termasuk dalam suatu kelas partikel yang disebut lepton. Lepton
bersama-sama dengan enam jenis partikel quark adalah pembentuk dasar semua
benda di alam semesta ini.
Ditemukan secara eksperimental pada tahun 1956 (dalam bentuk anti
partikel) oleh Fred Reines (pemenang Nobel fisika tahun 1995) dan Clyde
Cowan, neutrino terdiri dari 3 rasa (flavor), yakni: neutrino elektron,
neutrino mu dan neutrino tau. Neutrino tidak memiliki muatan listrik dan
selama ini dianggap tidak memiliki berat, namun neutrino memiliki
antipartikel yang disebut antineutrino. Partikel ini memiliki keunikan karena
sangat enggan untuk berinteraksi. Sebagai akibatnya, neutrino dengan
mudah dapat melewati apapun, termasuk bumi kita ini, dan amat sulit untuk
dideteksi.
Diperkirakan neutrino dalam jumlah banyak terlepas dari hasil reaksi
inti pada matahari kita dan karenanya diharapkan dapat dideteksi pada
laboratorium di bumi. Untuk mengurangi pengaruh distorsi dari sinar
kosmis, detektor neutrino perlu ditaruh di bawah tanah. Dengan mempergunakan
tangki air sebanyak 50 ribu ton dan dilengkapi dengan tabung foto
(photomultiplier tube) sebanyak 13 ribu buah, tim Kamiokande ini menemukan
bahwa neutrino dapat berosilasi atau berganti rasa. Karena bisa
berosilasi maka disimpulkan bahwa neutrino sebenarnya memiliki massa.
Penemuan ini sangat kontroversial karena teori fisika yang selama ini
kerap dipandang sebagai teori dasar interaksi partikel, yakni disebut
teori model standard, meramalkan bahwa neutrino sama sekali tidak
bermassa. Jika penemuan neutrino bermassa terbukti benar maka boleh jadi akan
membuat teori model standard tersebut harus dikoreksi.
Penemuan neutrino bermassa juga mengusik bidang fisika lainnya yakni
kosmologi. Penemuan ini diduga dapat menyelesaikan problem kehilangan
massa pada alam semesta kita ini (missing mass problem). Telah sejak lama
para ahli fisika selalu dihantui dengan pertanyaan: Mengapa terdapat
perbedaan teori dan pengamatan massa alam semesta? Jika berat daripada
bintang-bintang, planet-planet, beserta benda-benda alam lainnya
dijumlahkan semua maka hasilnya ternyata tetap lebih ringan daripada berat
keseluruhan alam semesta.
Para ahli fisika menganggap bahwa terdapat massa yang hilang atau tidak
kelihatan. Selama ini para ahli tersebut berteori bahwa ada partikel
unik yang menyebabkan selisih massa pada alam semesta. Namun teori
semacam ini memiliki kelemahan karena partikel unik yang diteorikan tersebut
belum pernah berhasil ditemukan.
Dari hasil penemuan tim Kamiokande ini dapat disimpulkan bahwa ternyata
partikel unik tersebut tidak lain daripada neutrino yang bermassa.
Menurut teori dentuman besar (Big Bang) alam semesta kita ini bermula
dari suatu titik panas luar biasa yang meledak dan terus berekspansi
hingga saat ini. Fisikawan Arno Penzias dan Robert Wilson (keduanya
kemudian memenangkan hadiah Nobel fisika tahun 1978) pada tahun 1965
menemukan sisa-sisa gelombang mikro peninggalan dentuman besar yang sekarang
telah mendingin hingga suhu sekitar 3 Kelvin. Namun salah satu hal yang
masih diperdebatkan adalah masalah ekspansi alam semesta itu sendiri.
Apakah hal ini akan terus menerus terjadi tanpa akhir? Penemuan neutrino
bermassa diharapkan akan bisa menjawab pertanyaan yang sulit ini.
Bayangkan suatu neutrino yang sama sekali tidak bermassa, seperti yang
diperkirakan selama ini. Gaya gravitasi tentu tidak akan berpengaruh
sama sekali pada partikel yang tidak memiliki berat. Namun apa yang
terjadi jika neutrino ternyata memiliki berat? Dalam jumlah yang amat sangat
banyak neutrino-neutrino ini tentu akan bisa mempengaruhi ekspansi alam
semesta. Tampaknya ada kemungkinan ekspansi alam semesta suatu saat
akan terhenti dan terjadi kontraksi atau penciutan kembali jika ternyata
neutrino memiliki massa.
Terakhir masih ada satu lagi problem fisika yang akan diusik oleh hasil
penemuan ini yaitu problem neutrino matahari, dimana terjadi selisih
jumlah perhitungan dan pengamatan neutrino yang dihasilkan oleh matahari
kita. Untuk keabsahan penemuan ini tim internasional dari eksperimen super
Kamiokande dalam laporannya juga mengajak tim-tim saintis lainnya untuk
mengkonfirmasi penemuan mereka. Namun menurut pengalaman di masa lalu,
laporan osilasi neutrino dan neutrino bermassa selalu kontroversi dan
jarang bisa dikonfirmasi kembali.
Untuk sementara ini para ahli harus sabar menunggu karena eksperimen
semacam ini hanya bisa dilakukan oleh segelintir eksperimen saja di
seluruh dunia. Yang pasti jika hasil penemuan ini memang nantinya terbukti
benar maka jelas dampaknya akan sangat terasa pada beberapa teori fisika
modern.


    V.                 FISIKA MASA KEJAYAAN ISLAM

Islam memiliki kontribusi besar dalam perkembangan ilmu fisika, banyak tokoh-tokoh islam yang menemukan berbagai teori-teori fisika, diantaranya adalah :
A.      IBNU SINA
“Sesungguhnya Anda akan mengetahui bahwa materi saat kosong secara alami, dan tidak ditemukan adanya pengaruh luar (asing), tidak akan keluar dari tempat tertentu dengan bentuk tertentu. Sebab, secara alami merupakan dasar untuk menjawab itu. Materi tetaplah materi, selagi tidak ada tuntutan luar yang menggerakkannya maka keadaannya tetap seperti semula”. Ini sama seperti yang dikemukakan oleh Newton dalam hukumnya yang berbunyi “materi akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak teratur selagi tidak dipaksa oleh kekuatan luar yg mengubah keadaan tersebut”.
B.       ABU BARAKAT HABBATULLAH IBN MALKA AL-BAGHDADI
“pada setiap gerakan untuk memendekkan waktu (perjalanan yang ditempuh) itu mungkin tidak mustahil. Daya jika lebih kuat digerakkan lebih cepat bisa (menggerakkan) waktu yang pendek. Jika daya itu bertambah kuat bertambah pula kecepatan hingga dapat memperpendek waktu. Jika kekuatan itu tidak terbatas, kecepatan juga tidak terbatas. Demikian itu menjadikan gerakan tanpa ruang waktu menjadi semakin kuat, karena penafsiran waktu dalam kecepatan berakhir sesuai dengan daya kekuatan”. Dalam bab 17, Al-Khala’ juga menyebutkan bahwa  “kecepatan itu akan semakin bertambah jika daya semakin kuat. Jika bertambah daya dorong, bertambah pula kecepatan materi yg bergerak sehingga bisa memendekkan waktu dalam menempuh jarak tertentu”. Hal ini juga dikemukakan oleh Newton dalam hukum yang ditulis dengan persamaan F = d(mv)/dt.
Bunyi hukum Newton menyebutkan bahwa aksi = - reaksi. Dan Abu Barakat Habbatullah ibn Malka Al-Baghdadi (480-560 H/1087-1164 M) dalam kitab Al-Mukhtabar fi  Al-Hikmah menyebutkan bahwa “himpunan (komponen) saling tarik-menarik antara dua pergerakan pada tiap-tiap satu dari benda yang saling tarik-menarik dalam daya tariknya, menimbulkan daya perlawanan terhadap daya lainnya. Jika salah satunya menang bukan berarti menarik sekelilingnya yang tidak mempunyai daya tarik lain. Bahkan kekuatan itu tetap ada dan kuat. Andai tidak ada, niscaya yang lain tidak membutuhkan semua daya tarik tersebut.”
“apakah batu yang dilempar itu berhenti pada titik paling tinggi yang sampai kepadanya saat dimulai pelemparannya ke sisi bumi? Dan ia menjawabnya sendiri “Barangsiapa yang menyangka bahwa antara gerakan batu yang dilempar tinggi dengan lingkaran kejatuhannya dan berhenti, dia salah. Hal itu disebabkan karena lemahnya kekuatan yang memaksa batu itu dan daya beratnya, sehingga melemahkan gerakannya, menyembunyikan gerakan pada satu sudut, yang disangka dia itu diam (padahal dia telah menariknya, yaitu daya gravitasi)”.
C.       IMAM FAKHRUDIN AR RAZI
“partikel-partikel mempunyai daya tarik-menarik sejajar sampai berhenti di tengah-tengah, tidak diragukan lagi, bahwa salah satu di antara keduanya berbuat dalam suatu gaya yang saling menghalangi gaya lain”. Pernyataan ini masih sama seperti hukum aksi reaksi newton.
D.      IBNU HAITSAM
“gerakan jika saling bertemu gerakan akan saling menolak. Daya pergerakan itu akan tetap ada selagi masih terdapat unsur yang menolak (menghalangi). Gerakan akan kembali menurut arah asal dia bergerak. Dimana daya geraknya untuk kembali itu sesuai dengan daya gerakan yang menggerakkannya pada permulaan, juga menurut daya yang menolaknya.

Generasi Mujizat Masa Depan

   Oleh: Muh. Fiqriawansyah Orang bilang kami generasi kebebasan Pola hidup hedonisme Warna sosial kebaratan Budaya modern yang lupa da...